PEMENUHAN ORDER
Implementasi aplikasi e-commerce membutuhkan penggunaan jasa
pendukung yang terkait dengan masalah; keamanan (misalnya; proteksi
kecurangan), pembayaran, infrastruktur dan teknologi, pemenuhan order
dan logistik. Beberapa jasa tersebut relevan untuk mendukung transaksi
B2B dan B2C. Pemenuhan order mengacu pada seluruh aktivitas yang
diperlukan untuk penyediaan kebutuhan konsumen terkait pemesanan suatu
barang dan jasa yang tepat waktu, termasuk penyediaan seluruh jasa
layanan konsumen relasian. Pemenuhan order meliputi kegiatan back-office operations
yang mengarah pada aktivitas yang mendukung pemenuhan order misalnya;
pengepakan, pendistribusian, pengiriman, akuntansi, managemen persediaan
dan logistik. Dalam hal ini, logistik didefinisi sebagai proses
perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian arus dan penyimpanan
barang, jasa dan informasi relasian yang efisien dan efektif, untuk
tujuan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemenuhan order juga berrelasi kuat
dengan front-office operations atau customer-facing activities, seperti aktivitas penjualan, pengiklanan dan perolehan order, yang dapat diamati oleh konsumen.
Proses pemenuhan order dilakukan secara bertahap. Beberapa tahapan
pemenuhan order tersebut terdiri atas; 1) upaya untuk meyakinkan bahwa
konsumen atau pelanggan akan dan mampu membayar, 2) pengecekan
ketersediaan stok, 3) pengaturan pengiriman, 4) penjaminan, 5)
replenismen, 6) produksi in-house, 7) penggunaan jasa
kontraktor, 8) kontak dengan konsumen dan 9) penanganan pengembalian
atau pertukaran barang oleh konsumen. Permasalahan terkait dengan
pemenuhan order, secara khusus berhubungan dengan masalah rantai pasok,
antara lain; ketidakmampuan pengiriman barang tepat waktu, biaya
inventori yang mahal, masalah kualitas yang terjadi karena
kesalahpahaman, pengiriman produk dan material yang salah, biaya untuk
mempercepat operasi atau pengiriman yang mahal. Kesulitan dalam
melakukan peramalan atau prediksi permintaan suatu barang dan jasa,
merupakan masalah rantai pasok lainnya. Berbagai masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan melakukan perbaikan proses perolehan order,
perbaikan managemen inventori dan perbaikan managemen warehousing,
percepatan proses pengiriman atau distribusi barang atau jasa, upaya
kolaborasi atau pencarian patner dengan perusahaan atau entitas lain dan
melakukan logistik outsourcing, mengkreasi sistem logistik
global integrasian serta menangani masalah retur atau penukaran barang
oleh konsumen, termasuk merancang strategi pemenuhan yang inovatif (mis.
strategi pemenuhan order melalui e-fulfillment).
eCRM
Customer Relationship Management (CRM) mengakui bahwa konsumen merupakan core
busines dan kesuksesan perusahaan yang bergantung pada pengelolaan
hubungan dengan konsumen secara efektif. Secara definisi dapat
dijelaskan bahwa, CRM merupakan strategi untuk memilih dan mengelola
konsumen atau pelanggan, untuk tujuan optimalisasi nilai jangka panjang.
CRM fokus pada pembentukan keberlanjutan hubungan dengan pelanggan
untuk jangka panjang yang menghasilkan nilai tambah bagi konsumen dan
juga bagi perusahaan penjualan. Aktivitas CRM terdiri atas tiga tipa
aktvitas yaitu; operasional, analitis dan kolaboratif. Oleh karena itu,
CRM memerlukan kultur dan filosofi yang berpusat pada konsumen untuk
mendukung pemasaran, penjualan dan proses layanan yang efektif. Program
CRM meliputi; program loyalitas yang bertujuan untuk meningkatkan
loyalitas konsumen, pemprospekan calon konsumen, program save dan win back dan program cross-sell (penawaran produk komplementer) dan up-sell (produk tambahan). Dalam hal ini, terdapat tiga level CRM yaitu; a) jasa foundasi yang meliputi; responsiveness, keefektifan site
dan pemenuhan order, b) jasa terpusat pada pelanggan antara lain;
penelusuran order, konfigurasi, kustomisasi dan keamanan atau trust,
c) jasa nilai tambah dalam hal ini merupakan jasa ekstra seperti
pembrokeran dinamis, auksi online, pendidikan dan pelatihan secara
online.
Electronic Customer Relationship Management (eCRM)
merupakan managemen hubungan dengan konsumen yang dilakukan secara
elektronik. pengelolaan hubungan dengan konsumen atau pelanggan
merupakan aktivitas bisnis yang telah dipraktekkan oleh suatu korporasi
untuk generasi. Melalui teknologi internet, generasian data pelanggan,
dapat diaplikasi dengan mudah ke dalam pemasaran, penjualan, dan
database jasa konsumen untuk kegiatan analisis. Benefit eCRM antara lain
provisi perhatian atau kepedulian pada konsumen superior melalui
penggunaan teknologi internet dan teknologi informasi, pencapaian
kepuasan konsumen dan pencapaian keunggulan kompetitif perusahaan.
Sedangkan keterbatasan eCRM meliputi; kebutuhan integrasi dengan sistem
informasi perusahaan lain, justifikasi biaya yang tidak mudah serta
kesulitan bagi karyawan yang mobilitasnya tinggi. Kesuksesan atau
kegagalan upaya CRM dapat diukur dan dimodifikasi secara real time, untuk pencapaian peningkatan ekspetasi konsumen atau pelanggan.
JASA PENDUKUNG E-COMMERCE LAIN
Pengandalan pada mangnituda inisiatif e-commerce, menyebabkan suatu perusahaan membutuhkan beberapa jasa pendukung lain. Beberapa jasa pendukung lain tersebut antara lain; pertama,
dukungan jasa konsultan sebagai tenaga ahli dalam mengarahkan
perusahaan klien mereka melalui jaringan yang legal, teknis operasional,
strategik dan masalah operasional serta keputusan yang terarah untuk
menjamin kesuksesan pada lingkungan bisnis yang baru. Dalam hal ini
terdapat tiga tipa perusahaan konsultan yaitu; perusahaan konsultan
yang; 1) menyediakan keahlian dalam area e-commerce namun bukan dalam bisnis tradisional, 2) perusahaan konsultan tradisional yang memelihara divisi yang fokus pada e-commerce dan 3) memasok hardware dan software e-commerce, yang menyediakan jasa konsultan teknologi (mis. SAP, oracle, Sun Mycrosystem dan lainnya).
Kedua, jasa direktori yang menyediakan link ke perusahaan, laporan berkala dan mesin pencari (search engine). Ketiga, perusahaan juga dapat melakukan outsourcing (dalam bidang teknologi informasi dan jasa aplikasi) atas jasa pendukung e-commerce
dengan pertimbangan; agar perusahaan lebih meningkatkan konsentrasi
pada busines inti, ketidakmampuan untuk memiliki skala ekonomi yang
dinikmati oleh para outsourcers yang sering menghasilkan biaya tinggi untuk opsi in-house,
kurangnya keahlian (pengalaman & sumber daya) untuk beberapa jasa
pendukung yang diperlukan, ketidakmampuan untuk menjaga fluktuasi
permintaan secara cepat apabila opsi in-house digunakan, serta
untuk lebih memusatkan perhatian pada kompetensi inti perusahaan. Jasa
pendukung lain yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan yaitu; jasa trust,
konsultan online, managemen knowledge, komunitas busines global, photo
digital, keamanan dan situs enkripsi, jasa trademark dan nama domain dan
client matching.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar